Analisis: Implementasi Kurikulum 2013 dalam Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Tingkat SMP - SMA

Ilustrasi 1. Kurikulum 2013


BAB I: PENDAHULUAN

      A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang digunakan pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di sebuah negara. Melalui pengembangan sumber daya manusia yang baik diharapkan akan menciptakan masa depan negara yang lebih baik pula. Hal itu dikarenakan dalam pendidikan selain ditanamkan pengetahuan juga ditanamkan nilai-nilai sosial dan pengalaman moral yang baik terhadap peserta didik sehingga melalui pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang menunjukkan karakter diri bangsa yang memiliki nilai moral dan nilai sosial yang baik.
Dalam pelaksanaan pendidikan di sebuah negara dibutuhkan sebuah aturan atau patokan yang disebut kurikulum. Tanpa adanya kurikulum, pendidikan tidak akan bisa berjalan karena tidak adanya pedoman serta tujuan dari pendidikan yang diberikan. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Oliva (1992) bahwa kurikulum adalah sebuah rencana atau program untuk memberikan pengalaman belajar yang membuat peserta didik taat pada peraturan sekolah. Hal tersebut juga diungkapkan Lewis (dalam MKDP, 2011) bahwa kurikulum adalah segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah. Dengan adanya kurikulum akan membuat pendidikan yang berlangsung di sekolah dapat berjalan sehingga tercapai tujuan pendidikan.
Kurikulum di suatu negara disusun dan senantiasa di perbaiki untuk memperbaiki pendidikan di sebuah negara. Sama halnya di Indonesia, kurikulum senantiasa diperbaiki yang juga bertujuan untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Untuk itu, dalam menciptakan kurikulum harus dipertimbangkan apakah kurikulum yang diciptakan benar-benar mampu memperbaiki di segala bagian yang berkaitan dengan pendidikan.
Dalam upaya memperbaiki kurikulum Indonesia kurikulum yang terakhir yang diterapkan adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diterapkan pada tahun 2013 di beberapa sekolah yang dianggap mampu dan dijadikan sebagai sekolah percontohan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Pada tahun 2014, Kurikulum 2013 diterapkan di semua sekolah. Akan tetapi pada pelaksanaan di tahun 2014 hanya berjalan selama satu semester dan kembali kepada kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sementara itu untuk sekolah yang menjadi percontohan tetap melaksanakan kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum tentunya juga berlaku untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran bahasa inggris. Pembelajaran bahasa inggris ditujukan untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang. Dalam kegiatan pembelajaran bahasa inggris guru dituntut untuk mampu mengembangkan empat keterampilan bahasa yang dimiliki peserta didik. Apapun kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah guru senantiasa diharapkan mampu untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa yang dimiliki peserta didik. Hal tersebut diungkapkan Pranowo (2014) bahwa apa pun kurikulumnya dan apa pun acuan teorinya, pembelajaran berbahasa menyangkut empat keterampilan yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis baik dalam bidang bahasa maupun sastra.

      B.     Rumusan Masalah 
             Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
             1.      Apakah yang dimaksud pengertian dari Kurikulum 2013?
             2.      Apakah tujuan dari diimplementasikannya Kurikulum 2013?
             3.      Perihal apakah yang harus diperhatikan dalam implementasi Kurikulum 2013?
             4.      Apa saja kelebihan yang dihasilkan dari penerapan Kurikulum 2013?
             5.      Adakah kelemahan dari penerepan Kurikulum 2013 dalam pendidikan Indonesia?
             6.      Apa saja tantangan yang harus dihadapi dalam penerapan Kurikulum 2013 di Indonesia?
             7.      Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris pada
            tingkat SMP-SMA?

      C.    Tujuan Penulisan
      Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
            1.      Untuk mengetahui pengertian dari Kurikulum 2013.
            2.      Untuk mengetahui tujuan dari penerapan sistem Kurikulum 2013.
            3.      Untuk mengetahui perihal yang harus diperhatikan dalam penerapan Kurikulum 2013.
            4.      Untuk mengetahui kelebihan yang ditawarkan dari penerapan Kurikulum 2013 dalam
             pendidikan Indonesia.
            5.      Untuk mengetahui kelemahan yang harus disikapi dalam penerapan sistem Kurikulum 2013.
            6.      Untuk mengetahui tantangan yang harus dihadapi dalam penerapan Kurikulum 2013 di
             Indonesia.
            7.      Untuk mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran  
                   Bahasa Inggris pada tingkat SMP-SMA.


BAB II: PEMBAHASAN

      A.    Pengertian Kurikulum 2013
Sebelum lebih jauh membahas mengenai pengertian Kurikulum 2013, perlu adanya pemahaman dari arti kata kurikulum itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hal tersebut juga sejalan dengan yang diungkapkan Oliva (1992) bahwa kurikulum adalah sebuah rencana atau program untuk memberikan pengalaman belajar yang membuat peserta didik taat pada peraturan sekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu aspek penting dalam proses pembelajaran yang terencana dan memiliki aturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar sebagai pedoman penyelenggaraan sistem pendidikan.
Adapun pengertian dari Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum yang terintegrasi, maksudnya adalah suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concepts, and topics. Dengan kata lain bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran/bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik (Loeloek & Sofan, 2013).
Dikatakan bermakna karena dalam konsep kurikulum terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu secara utuh dan realistis. Dikatakan luas karena yang mereka perolah tidak hanya dalam satu ruang lingkup saja melainkan semua lintas disiplin yang dipandang berkaitan antar satu sama lain.

      B.     Tujuan Penerapan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dibuat seiring dengan kemerosotan karakter bangsa Indonesia pada akhir-akhir ini. Korupsi, penyalahgunaan obat terlarang, pembunuhan, kekerasan, premanisme, dan lain-lain   adalah kejadian   yang   menunjukkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang rendah   serta rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa (Mulyasa, 2013). Selain itu, penyebab perlunya mengembangkan kurikulum 2013 adalah beberapa hasil dari riset internasional yang dilakukan oleh Global Institute dan Programme for International Student Assessment (PISA) merujuk pada suatu simpulan bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang (Mulyasa, 2013).
Seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, bahwa melalui pengembangan Kurikulum 2013 akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Adapun tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 menurut Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

     C.    Perihal yang Harus Diperhatikan dalam Penerapan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya sehingga wajar apabila terdapat hal-hal baru yang harus diperhatikan dalam penerapannya. Hal-hal yang baru sebagai  perubahan kurikulum yang menjadi ciri kurikulum 2013 adalah menyangkut empat standar pendidikan yakni standar kompetensi lulusan (SKL) standar proses, standar isi, dan standar penilaian (Hidayat, 2013).  Tiga hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum 2013 yaitu penetapan kompetensi yang akan dicapai, pengembangan strategi untuk mencapai kompetensi, dan evaluasi (Mulyasa, 2014). Ketiga komponen tersebut sangat berkaitan dan sangat dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum. Kompetensi yang akan dicapai telah direncanakan yang didukung dengan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan serta didukung dengan evaluasi yang sesuai dengan kompetensi yang diajarkan sehingga didapatkan proses pembelajaran yang kondusif. Jika terdapat kekurangan dapat dilakukan pembenahan dari evaluasi yang telah dilakukan.

      D.    Kelebihan Kurikulum 2013
Mendikbud Anies Baswedan, memutuskan untuk menghentikan kurikulum 2013. Langkah ini menimbulkan polemik dan pandangan pro kontra dari berbagai lapisan masyarakat. Salah satu pihak yang mengkritik penghentian kurikulum 2013 adalah Menteri Pendidikan dan kebudayaan era SBY, Muhammad Nuh. Meski begitu, penghentian kurikulum 2013 ternyata disambut dengan kelegaan oleh kalangan guru. Salah satunya adalah Sri Pujiastuti, seorang guru SMP di Malang. Saat diwawancarai oleh merdeka.com Minggu (07/12) kemarin, Sri menjabarkan kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 bagi guru. Menurutnya kurikulum 2013 tak sepenuhnya buruk. Dibandingkan dengan kurikulum yang lama, kurikulum 2013 kelebihannya antara lain:
            1.       Melatih anak untuk lebih mandiri
             Tidak hanya mendapatkan informasi dari guru. Siswa juga dilatih untuk mandiri mencari
             jawaban sendiri di luar kelas agar siswanya lebih aktif. 

            2.       Kreatif
             Di kurikulum 2013 ini siswa di harapkan kreatif dalam proses pembelajaran, jadi
             pembelajaran itu berlangsung tidak monoton begitu saja. Disamping itu siswa juga
             menyelesaikan masalah sendiri untuk menciptakan ide ide, guna untuk agar siswa lebih
             berkembang

            3.       Inovatif
             Siswa disini menggunakan imajinasi mereka dalam menghasilkan ide baru, baik bagi dirinya
             sendiri ataupun lingkungannya.

Disini siswa juga Melalui konsep 5M, siswa dididik untuk dapat mencari sendiri informasi, menemukan, menyampaikan pendapat di depan kelas, mengevaluasi, dan menarik kesimpulan secara aktif dan mandiri. Dengan begitu, kurikulum ini juga kembali mengajak anak-anak untuk membudayakan membaca, salah satu kebiasaan yang mulai menurun pada generasi saat ini.
Dalam kurikulum 2013, sikap siswa di dalam kelas juga termasuk salah satu aspek yang dinilai. Karena itu penerapan kurikulum 2013 juga memiliki tujuan yang baik yaitu mendorong anak untuk memiliki sikap yang lebih baik di sekolah, pada teman sejawat, dan terhadap lingkungannya.

      E.     Kekurangan Kurikulum 2013
Dalam pelaksanaannya, dengan diterapkannya kurikulum 2013 ini banyak ditemui beberapa keluhan guru. Beberapa keluhan guru dapat diketahui melalui sumber informasi yang dihimpun dalam penjelasan sebagai berikut:
  1. Kesulitan Guru dalam memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kesulitan yang paling banyak dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai pemahaman tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Liyarti mengatakan, “Mereka masih bingung bagaimana cara mengajarkannya dan penilaiannya”.
  2. Guru Merasa Kurang Dilatih untuk Melaksanakan Kurikulum 2013 dalam Kegiatan Pembelajarannya. Para guru Sekolah Menengah Atas (SMA) merasa kebingungan karena semula hanya tiga mata pelajaran saja yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu matematika, bahasa Indonesia, dan sejarah namun tiba-tiba kurikulum 2013 diterapkan untuk semua mata pelajaran padahal guru-guru lain selain matematika, bahasa Indonesia, dan Sejarah belum dilatih bagaimana menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran yang diampunya.
  3. Belum Adanya Silabus Final Mengakibatkan Kesulitan dalam Pembuatan RPP Selain itu, dokumen silabus final belum diterima oleh para guru, padahal dalam pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dasarnya adalah silabus.
  4. Keluhan Tentang Keterurutan Materi Pelajaran. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta, Baskara Aji mengakui banyak masukan kritis dari guru mengenaik isi materi buku ajar kurikulum baru. Kata Aji keluhan umum para guru di DIY ialah mengharapkan ada perbaikan dalam susunan urutan pengajaran materi yang ada di buku ajar. “Banyak yang menilai susunan urutan pengajaran materi tiap minggunya yang tercantum di buku ajar perlu diperbaiki”. Keluhan ini paling banyak muncul dari para guru SMA dan SMK.
Hal ini akan diatasi oleh Disdikpora DIY dengan mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal peneraan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.

      F.     Solusi Penyelesaian Masalah yang Timbul dengan Diterapkannya Kurikulum 2013.
Pada kenyataannya, karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru, belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan materi pelajarannya. Hal inilah salah satunya yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena itu, sangat perlu bagi masing-masing sekolah mengadakan kegiatan:

1) Lesson study ataupun workshop yang membahasa cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum 2013. Menurut Sudrajat (2008) lesson study merupakan satu upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. dengan berkolaborasi guru mampu mengembangkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana membelajarkan siswa. Selain itu melaluilesson study guru dapat memperoleh pengetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari anggota lesson study. Sehingga kemampuan guru semakin hari semakin bertambah baik dengan melakukan contoh kemudian dikritisi ataupun dari memperhatikan contoh kemudian mengkritisi.

2) Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal peneraan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.

      G.    Tantangan Dalam Penerapan Sistem Kurikulum 2013
Keberhasilan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh persepsi guru mengenai kurikulum. Persepsi menurut Rakhmad (2001) merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Guru dapat memberikan persepsi mengenai kurikulum berdasarkan pengalaman menerapkan kurikulum, informasi yang diperoleh mengenai kurikulum sehingga bisa menafsirkan mengenai kurikulum menurut guru tersebut. Sebagai pelaksana kurikulum, hendaknya guru memiliki persepsi yang baik karena pengembangan kurikulum berupaya untuk meningkatkan kemampuan peserta didik baik dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Persepsi yang baik terhadap kurikulum akan berdampak baik pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, begitu pula sebaliknya persepsi yang kurang baik terhadap kurikulum juga menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran diawali dari pembuatan perencanaan pembelajaran oleh guru. Perencanaan pembelajaran menurut Majid (2012) adalah kegiatan untuk mengoordinasikan komponen pembelajaran seperti kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, skenario pengajaran, dan penilaian berbasis kelas (PBK). Dalam menyusun perencanaan pembelajaran  tidak hanya berkaitan dengan merancang bahan ajar/materi pelajaran serta waktu pelaksanaan, tetapi juga segenap hal yang terkait di dalamnya, seperti rencana penggunaan metode/ teknik mengajar, media belajar, pengembangan gaya bahasa, pemanfaatan ruang, sampai dengan pengembangan alat evaluasi yang akan digunakan (Hosnan, 2014).
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari empat komponen yang saling berkaitan yaitu materi, media, metode dan penilaian. Keempat hal ini saling melengkapi sehingga tidak boleh satu di antaranya diabaikan. Jika hal itu dilakukan akan membuat tujuan dari kegiatan pembelajaran tidak dapat terlaksana. Dalam pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan meteri yang diajarkan begitu pula dengan media maupun dengan penilaian.

      H.    Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Dalam penerapan Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, terdapat beberapa poin penting mengenai karakteristik Kurikulum 2013 yang perlu diperhatikan untuk membantu kelancaran sebuah proses belajar mengajar khususnya pembelajaran Bahasa Inggris.

      1.      Karakteristik Penyiapan Pembelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan Kurikulum 2013
Penyiapan kurikulum pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 tidak hanya berkaitan dengan soal-soal pembelajaran di kelas saja, tapi juga berkaitan dengan semua kegiatan sekolah baik mengenai materi, personal, perencanaan, kerjasama, kepemimpinan, kurikulum, dan sebagainya yang harus diatur sehingga menciptakan suasana yang memmungkinkan, terselenggaranya kondisi-kondisi belajar-mengajar yang baik sehingga mencapai tujuan pembelajaran bahasa Inggris sesuai kurikulum 2013.
Dalam pengelolaan kurikulum peran kepala sekolah juga sangat penting dalam penyiapan kurikulum. Suatu sekolah dapat berjalan dengan baik dan terarah jika setiap tahun sekolah menentukan dan membuat terdahulu rencana dan kebijakan yang akan dijalankan pada tahun itu. Tenaga pendidik juga perlu merancang dan menyusun Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan RPP.
Sesuai dengan teori penelitian menurut Harold Koontz and Cyril O’Donnel (Sukarna, 2011) manajemen atau pengelolaan adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian kepala sekolah mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian. Penyiapan kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Inggris, guru mata pelajaran sangat berperanan dalam usaha dan upaya penyiapan pembelajaran sesuai kurikulum 2013.

      2.     Karakteristik Penyiapan Tenaga Pendidik Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
      Berdasarkan Kurikulum 2013
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan penyiapan guru-guru dalam pembelajaran bahasa Inggris berdasarkan kurikulum 20013 merupakan hal penting dan menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran. Meski pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 lebih menitik beratkan pada kemampuan atau berpusat pada siswa, namun kemampuan, kompetensi dan keterampilan khusus yang dimiliki seorang guru, dalam hal ini kepala sekolah mempunyai peranan lebih dalam penyiapan guru-guru. Perlu diketahui bahwa peran guru sangat penting dalam pembelajaran, karena Guru sebagai manajer dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran akan tercapai kalau di kelola dengan baik. Guru harus siap sedia untuk meningkatkan kompetensinya. Kemudian ditemukan juga bahwa ternyata Guru diajurkan untuk selalu fokus dengan kegiatan kurikulum 2013, baik dalam pembelajaran di kelas maupun kegiatan MGMP dengan Guru-guru dari sekolah piloting kurikulum 2013.
Kondisi sekolah yang relatif disiplin juga akan sangat berperanan penting. Kondisi disiplin di sekolah secara umum sudah cukup baik untuk menyiapkan guru-guru agar lebih berpengalaman dan mampu menerapkan kurikulum 2013 dalam pengajaran khususnya mata pelajaran bahasa Inggris. Sesuai dengan kajian teori Maurice Dulton (dalam Mudlofir, 2012) mengatakan “Kurikulum dipahami sebagai pengalaman-pengalaman yang didapatkan oleh pembelajar di bawah naungan sekolah”. Kurikulum 2013 diharapkan dapat disampaikan guru-guru dengan pengalamannya, jika penyiapan guru-guru dilakukan dengan benar sehingga didapat pengalaman belajar dan mengajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah penerapan kurikulum 2013.
Menurut penelitian yang dilakukan Ozturk (2011) menyatakan bahwa dengan adanya penyiapan guru-guru dalam kurikulum diharapkan mampu memberikan kepada guru lingkup yang luas kekuasaan dan otonomi yang dapat memungkinkan dan mendorong mereka untuk mengambil peran yang lebih besar dalam perencanaan kurikulum dan implementasi.
Untuk mencapai derajat optimal dalam penerapan sebuah kurikulum diperlukan pengajar atau guru-guru yang lebih dulu siap baik secara kompetensi maupun keterampilan. Guru-guru harus bisa lebih fokus dengan kegiatan kurikulum 2013, baik dalam pembelajaran di kelas maupun kegiatan MGMP dengan guru-guru dari sekolah piloting kurikulum 2013. Guru yang siap menerapkan kurikulum harus mempunyai sertifikat pendidik, jadi tidak sembarang guru yang bisa mengajar menerapkan kurikulum baru yang akan diajarakan.
Pembahasan karateristik penyiapan guru tidak lepas dari peran guru yang mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan dan juga menilai. Sedangkan dalam kurikulum 2013 guru berperan sebagai fasilitator untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

      3.      Karakteristik Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan Kurikulum 2013
Merujuk Permendikbud No.3 Tahun 2014 mengenai karakteristik pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris diantaranya: materi harus memuat secara utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan; dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali pertemuan; memperhatikan perbedaan individual peserta didik; berpusat pada peserta didik; berbasis konteks; berorientasi kekinian;  mengembangkan kemandirian belajar; memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran.
Berdasarkan rujukan tersebut karateristik pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris kurikulum 2013, guru tidak hanya berpedoman pada buku pegangan siswa dan guru saja. Guru dapat juga menggunakan materi yang diambil dari internet, sedangkan model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Inggris kurikulum 2013 yaitu yang berpusat pada siswa dengan pendekatan scientific, menggunakan berbagai model dan media yang sesuai dengan standart kurikulum 2013. Bila dikaitkan dengan kurikulum 2013, menurut pendapat Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2013) media pembelajaran apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris berdasarkan Kurikulum 2013, perlu adanya perhatian khusus diantaranya:
      a.       Semua guru Bahasa Inggris sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang memuat
       beberapa komponen pembelajaran.
      b.      Tujuan yang tercantum di RPP harus sesuai dengan tema dan materi yang ada di silabus dan buku
       siswa.
      c.       Dalam pengembangan materi pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013, guru tidak hanya
       berpedoman pada buku pegangan siswa dan guru saja, dapat juga di ambil dari internet.
      d.      Pendekatan, model, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran
       Bahasa Inggris kurikulum 2013, menggunakan berbagai macam variasi  yang sesuai dengan 
       tujuan materi pembelajaran dan  kurikulum 2013 yaitu yang berpusat pada siswa, menyenangkan,
       kreatif, inovatif  dengan pendekatan scientific.
      e.       Guru Bahasa Inggris mengunakan  sarana prasarana atau alat belajar yang sudah tersedia di
       sekolah, misalnya selain buku siswa, buku guru, laboratoriom, perpustakaan, guru juga
       memanfaatkan sarana belajar yang lainnya, baik yang dijumpai di dalam ruang lingkup sekolah
       atau di lingkungan sekitar.

         Guru Bahasa Inggris perlu melaksanakan penilaian sesuai dengan pedoman Kurikulum 2013, penilaian tidak hanya aspek pengetahuan tetapi juga aspek ketrampilan dan sikap.

      4.      Karakteristik Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan
       Kurikulum 2013
Karateristik Evaluasi pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu Kepala sekolah perlu melakukan pengawasan dan supervisi dalam evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dicapai. Kepala sekolah juga melakukan evaluasi dengan cara supervisi administrasi dan supervisi di kelas. Adanya penemuan hambatan yang dihadapi ada tiga kategori yaitu dari guru, dari proses penerapan kurikulumnya yang berpolemik, dan dari kategori pembelajaran siswa. Dan kemudian untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut guru masih butuh pelatihan-pelatihan terus menerus dari pihak yang berkompeten.
Kepala sekolah perlu melakukan pembinaan setiap saat kapada guru dan karyawan. Dengan evaluasi diharapkan guru dapat meningkatkan kinerjanya serta dapat mengetahui kekurangan atau hal hal yang perlu diperbaiki. Evaluasi yang biasa dilakukan adalah mengenai kinerja guru, kedisiplinan guru, ketertiban waktu dan administrasi guru.
Sementara itu evaluasi juga sangat mempengaruhi profesionalisme kerja guru karena seorang guru yang profesional dikatakan berhasil jika mereka mampu mengevaluasi diri dengan baik sehingga bisa mengatasi masalah yang timbul akibat pembelajaran tersebut dan hasil pembelajaran siswa menjadi meningkat, proses evaluasi bisa meningkatkan evaluasi pembelajaran, yang juga melibatkan siswanya.
Evaluasi yang dilakukan Kepala sekolah bisa dengan bentuk komunikasi dan motivasi kepada para guru agar mereka bertindak atau mengajar ke arah tujuan yang diharapkan kurikulum 2013. Sedangkan untuk hambatan yang dihadapi ada tiga kategori yaitu dari guru, dari proses penerapan kurikulumnya yang berpolemik, dan dari kategori pembelajaran siswa. Namun hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dengan cara butuh pelatihan-pelatihan guru masih harus terus menerus dari pihak yang berkompeten terkait implementasi kurikulum 2013 dan seluk beluk perkembangannya.



BIBLIOGRAFI

Ananda, Kun Sila. (2014, December 9). Ini kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 di mata guru. Dilansir dari https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013-di-mata-guru.html
Mudlofir, Ali. (2012). Aplikasi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pengertian, Tujuan, dan Karakteristik Kurikulum 2013. (2014, November). Dilansir dari http://www.salamedukasi.com/2014/11/pengertian-tujuan-dan-karakteristik.html
Poerwati, Loeloek Endah & Amri, Sofan. (2013). Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.
Sukrowati, Ida. (2016). Pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013 Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Delanggu Kabupaten Klaten. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Posting Komentar

0 Komentar