![]() |
Ilustrasi 1. Kurikulum 2013 |
BAB I: PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana yang digunakan
pemerintah untuk mengembangkan sumber daya manusia yang ada di sebuah negara.
Melalui pengembangan sumber daya manusia yang baik diharapkan akan menciptakan
masa depan negara yang lebih baik pula. Hal itu dikarenakan dalam pendidikan
selain ditanamkan pengetahuan juga ditanamkan nilai-nilai sosial dan pengalaman
moral yang baik terhadap peserta didik sehingga melalui pendidikan akan
terbentuk sumber daya manusia yang menunjukkan karakter diri bangsa yang
memiliki nilai moral dan nilai sosial yang baik.
Dalam pelaksanaan pendidikan di sebuah negara dibutuhkan
sebuah aturan atau patokan yang disebut kurikulum. Tanpa adanya kurikulum,
pendidikan tidak akan bisa berjalan karena tidak adanya pedoman serta tujuan
dari pendidikan yang diberikan. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan
Oliva (1992) bahwa kurikulum adalah sebuah rencana atau program untuk
memberikan pengalaman belajar yang membuat peserta didik taat pada peraturan
sekolah. Hal tersebut juga diungkapkan Lewis (dalam MKDP, 2011) bahwa kurikulum
adalah segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam
ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah. Dengan adanya
kurikulum akan membuat pendidikan yang berlangsung di sekolah dapat berjalan
sehingga tercapai tujuan pendidikan.
Kurikulum di suatu negara disusun dan senantiasa di perbaiki
untuk memperbaiki pendidikan di sebuah negara. Sama halnya di Indonesia,
kurikulum senantiasa diperbaiki yang juga bertujuan untuk memperbaiki
pendidikan di Indonesia. Untuk itu, dalam menciptakan kurikulum harus
dipertimbangkan apakah kurikulum yang diciptakan benar-benar mampu memperbaiki
di segala bagian yang berkaitan dengan pendidikan.
Dalam upaya memperbaiki kurikulum Indonesia kurikulum yang
terakhir yang diterapkan adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diterapkan pada
tahun 2013 di beberapa sekolah yang dianggap mampu dan dijadikan sebagai sekolah
percontohan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Pada tahun 2014, Kurikulum 2013
diterapkan di semua sekolah. Akan tetapi pada pelaksanaan di tahun 2014 hanya
berjalan selama satu semester dan kembali kepada kurikulum sebelumnya yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sementara itu untuk sekolah yang menjadi
percontohan tetap melaksanakan kurikulum 2013.
Perubahan kurikulum tentunya juga berlaku untuk semua mata
pelajaran termasuk mata pelajaran bahasa inggris. Pembelajaran bahasa inggris
ditujukan untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa yang dimiliki
seseorang. Dalam kegiatan pembelajaran bahasa inggris guru dituntut untuk mampu
mengembangkan empat keterampilan bahasa yang dimiliki peserta didik. Apapun
kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah guru senantiasa diharapkan mampu
untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa yang dimiliki peserta didik.
Hal tersebut diungkapkan Pranowo (2014) bahwa apa pun kurikulumnya dan apa pun
acuan teorinya, pembelajaran berbahasa menyangkut empat keterampilan yaitu
keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,
keterampilan menulis baik dalam bidang bahasa maupun sastra.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud pengertian dari
Kurikulum 2013?
2. Apakah tujuan dari
diimplementasikannya Kurikulum 2013?
3. Perihal apakah yang harus
diperhatikan dalam implementasi Kurikulum 2013?
4. Apa saja kelebihan yang dihasilkan
dari penerapan Kurikulum 2013?
5. Adakah kelemahan dari penerepan
Kurikulum 2013 dalam pendidikan Indonesia?
6. Apa saja tantangan yang harus
dihadapi dalam penerapan Kurikulum 2013 di Indonesia?
7. Bagaimana implementasi Kurikulum
2013 dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris pada
tingkat SMP-SMA?
tingkat SMP-SMA?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari
Kurikulum 2013.
2. Untuk mengetahui tujuan dari
penerapan sistem Kurikulum 2013.
3. Untuk mengetahui perihal yang harus
diperhatikan dalam penerapan Kurikulum 2013.
4. Untuk mengetahui kelebihan yang
ditawarkan dari penerapan Kurikulum 2013 dalam
pendidikan Indonesia.
pendidikan Indonesia.
5. Untuk mengetahui kelemahan yang
harus disikapi dalam penerapan sistem Kurikulum 2013.
6.
Untuk mengetahui tantangan yang
harus dihadapi dalam penerapan Kurikulum 2013 di
Indonesia.
Indonesia.
7. Untuk mengetahui bagaimana
implementasi Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran
Bahasa Inggris pada tingkat SMP-SMA.
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum 2013
Sebelum lebih jauh membahas mengenai pengertian Kurikulum
2013, perlu adanya pemahaman dari arti kata kurikulum itu sendiri. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Hal tersebut juga sejalan dengan yang diungkapkan Oliva (1992) bahwa
kurikulum adalah sebuah rencana atau program untuk memberikan pengalaman
belajar yang membuat peserta didik taat pada peraturan sekolah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu aspek penting dalam proses
pembelajaran yang terencana dan memiliki aturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
ajar sebagai pedoman penyelenggaraan sistem pendidikan.
Adapun pengertian dari Kurikulum 2013 (K-13) merupakan
kurikulum yang terintegrasi, maksudnya adalah suatu model kurikulum yang dapat
mengintegrasikan skill, themes, concepts, and topics. Dengan kata lain
bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep dapat dikatakan sebagai sebuah
sistem dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu atau mata
pelajaran/bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas
kepada peserta didik (Loeloek & Sofan, 2013).
Dikatakan bermakna karena dalam konsep kurikulum terpadu,
peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu secara utuh
dan realistis. Dikatakan luas karena yang mereka perolah tidak hanya dalam satu
ruang lingkup saja melainkan semua lintas disiplin yang dipandang berkaitan
antar satu sama lain.
B. Tujuan Penerapan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dibuat seiring dengan kemerosotan karakter
bangsa Indonesia pada akhir-akhir ini. Korupsi, penyalahgunaan obat terlarang,
pembunuhan, kekerasan, premanisme, dan lain-lain adalah
kejadian yang menunjukkan kualitas pendidikan dan
sumber daya manusia yang rendah serta rapuhnya fondasi moral dan
spiritual kehidupan bangsa (Mulyasa, 2013). Selain itu, penyebab perlunya
mengembangkan kurikulum 2013 adalah beberapa hasil dari riset internasional
yang dilakukan oleh Global Institute dan Programme for International Student Assessment
(PISA) merujuk pada suatu simpulan bahwa prestasi peserta didik Indonesia
tertinggal dan terbelakang (Mulyasa, 2013).
Seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, bahwa
melalui pengembangan Kurikulum 2013 akan menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui penguatan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum
difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa
paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta
didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara
kontekstual.
Adapun tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 menurut
Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah adalah mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
C. Perihal yang Harus Diperhatikan
dalam Penerapan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru sebagai
penyempurna dari kurikulum sebelumnya sehingga wajar apabila terdapat hal-hal baru
yang harus diperhatikan dalam penerapannya. Hal-hal yang baru sebagai
perubahan kurikulum yang menjadi ciri kurikulum 2013 adalah menyangkut empat
standar pendidikan yakni standar kompetensi lulusan (SKL) standar proses,
standar isi, dan standar penilaian (Hidayat, 2013). Tiga hal yang harus
diperhatikan dalam pengembangan kurikulum 2013 yaitu penetapan kompetensi yang
akan dicapai, pengembangan strategi untuk mencapai kompetensi, dan evaluasi
(Mulyasa, 2014). Ketiga komponen tersebut sangat berkaitan dan sangat
dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum. Kompetensi yang akan dicapai telah
direncanakan yang didukung dengan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan serta didukung dengan evaluasi yang sesuai dengan
kompetensi yang diajarkan sehingga didapatkan proses pembelajaran yang
kondusif. Jika terdapat kekurangan dapat dilakukan pembenahan dari evaluasi
yang telah dilakukan.
D. Kelebihan Kurikulum 2013
Mendikbud Anies Baswedan, memutuskan untuk menghentikan
kurikulum 2013. Langkah ini menimbulkan polemik dan pandangan pro kontra dari
berbagai lapisan masyarakat. Salah satu pihak yang mengkritik penghentian
kurikulum 2013 adalah Menteri Pendidikan dan kebudayaan era SBY, Muhammad Nuh.
Meski begitu, penghentian kurikulum 2013 ternyata disambut dengan kelegaan oleh
kalangan guru. Salah satunya adalah Sri Pujiastuti, seorang guru SMP di Malang.
Saat diwawancarai oleh merdeka.com Minggu (07/12) kemarin, Sri menjabarkan
kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 bagi guru. Menurutnya kurikulum 2013
tak sepenuhnya buruk. Dibandingkan dengan kurikulum yang lama, kurikulum 2013
kelebihannya antara lain:
1. Melatih anak untuk lebih mandiri
Tidak hanya mendapatkan
informasi dari guru. Siswa juga dilatih untuk mandiri mencari
jawaban sendiri di luar kelas agar siswanya lebih aktif.
jawaban sendiri di luar kelas agar siswanya lebih aktif.
2. Kreatif
Di kurikulum 2013 ini siswa di harapkan kreatif dalam proses pembelajaran, jadi
pembelajaran itu berlangsung tidak monoton begitu saja. Disamping itu siswa juga
menyelesaikan masalah sendiri untuk menciptakan ide ide, guna untuk agar siswa lebih
berkembang
pembelajaran itu berlangsung tidak monoton begitu saja. Disamping itu siswa juga
menyelesaikan masalah sendiri untuk menciptakan ide ide, guna untuk agar siswa lebih
berkembang
3. Inovatif
Siswa disini menggunakan
imajinasi mereka dalam menghasilkan ide baru, baik bagi dirinya
sendiri ataupun lingkungannya.
sendiri ataupun lingkungannya.
Disini siswa juga Melalui konsep 5M, siswa dididik untuk
dapat mencari sendiri informasi, menemukan, menyampaikan pendapat di depan
kelas, mengevaluasi, dan menarik kesimpulan secara aktif dan mandiri. Dengan
begitu, kurikulum ini juga kembali mengajak anak-anak untuk membudayakan
membaca, salah satu kebiasaan yang mulai menurun pada generasi saat ini.
Dalam kurikulum 2013, sikap siswa di dalam kelas juga
termasuk salah satu aspek yang dinilai. Karena itu penerapan kurikulum 2013
juga memiliki tujuan yang baik yaitu mendorong anak untuk memiliki sikap yang
lebih baik di sekolah, pada teman sejawat, dan terhadap lingkungannya.
E. Kekurangan Kurikulum 2013
Dalam pelaksanaannya, dengan diterapkannya kurikulum 2013
ini banyak ditemui beberapa keluhan guru. Beberapa keluhan guru dapat diketahui
melalui sumber informasi yang dihimpun dalam penjelasan sebagai berikut:
- Kesulitan Guru dalam memahami Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kesulitan yang paling banyak dikeluhkan oleh para guru adalah mengenai pemahaman tentang Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Liyarti mengatakan, “Mereka masih bingung bagaimana cara mengajarkannya dan penilaiannya”.
- Guru Merasa Kurang Dilatih untuk Melaksanakan Kurikulum 2013 dalam Kegiatan Pembelajarannya. Para guru Sekolah Menengah Atas (SMA) merasa kebingungan karena semula hanya tiga mata pelajaran saja yang menggunakan kurikulum 2013 yaitu matematika, bahasa Indonesia, dan sejarah namun tiba-tiba kurikulum 2013 diterapkan untuk semua mata pelajaran padahal guru-guru lain selain matematika, bahasa Indonesia, dan Sejarah belum dilatih bagaimana menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran yang diampunya.
- Belum Adanya Silabus Final Mengakibatkan Kesulitan dalam Pembuatan RPP Selain itu, dokumen silabus final belum diterima oleh para guru, padahal dalam pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dasarnya adalah silabus.
- Keluhan Tentang Keterurutan Materi Pelajaran. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta, Baskara Aji mengakui banyak masukan kritis dari guru mengenaik isi materi buku ajar kurikulum baru. Kata Aji keluhan umum para guru di DIY ialah mengharapkan ada perbaikan dalam susunan urutan pengajaran materi yang ada di buku ajar. “Banyak yang menilai susunan urutan pengajaran materi tiap minggunya yang tercantum di buku ajar perlu diperbaiki”. Keluhan ini paling banyak muncul dari para guru SMA dan SMK.
Hal ini akan diatasi oleh Disdikpora DIY dengan mengumpulkan
semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk
mengevaluasi tahap awal peneraan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir.
Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum
baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini
akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di
masing-masing sekolah.
F. Solusi Penyelesaian Masalah yang
Timbul dengan Diterapkannya Kurikulum 2013.
Pada kenyataannya, karena adanya perbedaan kemampuan dan
pengetahuan guru, belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran
yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang
berhubungan dengan materi pelajarannya. Hal inilah salah satunya yang menjadi
hambatan dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Oleh karena itu, sangat perlu bagi masing-masing
sekolah mengadakan kegiatan:
1) Lesson study ataupun workshop yang membahasa cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum 2013. Menurut Sudrajat (2008) lesson study merupakan satu upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. dengan berkolaborasi guru mampu mengembangkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana membelajarkan siswa. Selain itu melaluilesson study guru dapat memperoleh pengetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari anggota lesson study. Sehingga kemampuan guru semakin hari semakin bertambah baik dengan melakukan contoh kemudian dikritisi ataupun dari memperhatikan contoh kemudian mengkritisi.
1) Lesson study ataupun workshop yang membahasa cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum 2013. Menurut Sudrajat (2008) lesson study merupakan satu upaya meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang dilaksanakan secara kolaboratif dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. dengan berkolaborasi guru mampu mengembangkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana membelajarkan siswa. Selain itu melaluilesson study guru dapat memperoleh pengetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari anggota lesson study. Sehingga kemampuan guru semakin hari semakin bertambah baik dengan melakukan contoh kemudian dikritisi ataupun dari memperhatikan contoh kemudian mengkritisi.
2) Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum 2013 untuk mengevaluasi tahap awal peneraan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir. Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum 2013 di masing-masing sekolah.
G. Tantangan Dalam Penerapan Sistem
Kurikulum 2013
Keberhasilan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh persepsi
guru mengenai kurikulum. Persepsi menurut Rakhmad (2001) merupakan pengalaman
tentang objek, peristiwa, hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan. Guru dapat memberikan persepsi mengenai kurikulum
berdasarkan pengalaman menerapkan kurikulum, informasi yang diperoleh mengenai
kurikulum sehingga bisa menafsirkan mengenai kurikulum menurut guru tersebut.
Sebagai pelaksana kurikulum, hendaknya guru memiliki persepsi yang baik karena
pengembangan kurikulum berupaya untuk meningkatkan kemampuan peserta didik baik
dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Persepsi yang baik terhadap
kurikulum akan berdampak baik pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran, begitu
pula sebaliknya persepsi yang kurang baik terhadap kurikulum juga menjadi
kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran diawali dari pembuatan
perencanaan pembelajaran oleh guru. Perencanaan pembelajaran menurut Majid
(2012) adalah kegiatan untuk mengoordinasikan komponen pembelajaran seperti
kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, skenario pengajaran,
dan penilaian berbasis kelas (PBK). Dalam menyusun perencanaan
pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan merancang bahan ajar/materi
pelajaran serta waktu pelaksanaan, tetapi juga segenap hal yang terkait di
dalamnya, seperti rencana penggunaan metode/ teknik mengajar, media belajar,
pengembangan gaya bahasa, pemanfaatan ruang, sampai dengan pengembangan alat
evaluasi yang akan digunakan (Hosnan, 2014).
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari empat
komponen yang saling berkaitan yaitu materi, media, metode dan penilaian.
Keempat hal ini saling melengkapi sehingga tidak boleh satu di antaranya
diabaikan. Jika hal itu dilakukan akan membuat tujuan dari kegiatan
pembelajaran tidak dapat terlaksana. Dalam pemilihan metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan meteri yang diajarkan begitu pula dengan media maupun dengan
penilaian.
H. Implementasi Kurikulum 2013 dalam
Pembelajaran Bahasa Inggris
Dalam penerapan Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa
Inggris, terdapat beberapa poin penting mengenai karakteristik Kurikulum 2013
yang perlu diperhatikan untuk membantu kelancaran sebuah proses belajar
mengajar khususnya pembelajaran Bahasa Inggris.
1. Karakteristik Penyiapan Pembelajaran
Bahasa Inggris Berdasarkan Kurikulum 2013
Penyiapan kurikulum pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013
tidak hanya berkaitan dengan soal-soal pembelajaran di kelas saja, tapi juga
berkaitan dengan semua kegiatan sekolah baik mengenai materi, personal,
perencanaan, kerjasama, kepemimpinan, kurikulum, dan sebagainya yang harus
diatur sehingga menciptakan suasana yang memmungkinkan, terselenggaranya
kondisi-kondisi belajar-mengajar yang baik sehingga mencapai tujuan
pembelajaran bahasa Inggris sesuai kurikulum 2013.
Dalam pengelolaan kurikulum peran kepala sekolah juga sangat
penting dalam penyiapan kurikulum. Suatu sekolah dapat berjalan dengan baik dan
terarah jika setiap tahun sekolah menentukan dan membuat terdahulu rencana dan
kebijakan yang akan dijalankan pada tahun itu. Tenaga pendidik juga perlu
merancang dan menyusun Program Tahunan, Program Semester, Silabus, dan RPP.
Sesuai dengan teori penelitian menurut Harold Koontz and
Cyril O’Donnel (Sukarna, 2011) manajemen atau pengelolaan adalah usaha mencapai
suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian kepala
sekolah mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian.
Penyiapan kurikulum 2013 pada pembelajaran bahasa Inggris, guru mata pelajaran
sangat berperanan dalam usaha dan upaya penyiapan pembelajaran sesuai kurikulum
2013.
2. Karakteristik Penyiapan Tenaga
Pendidik Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris
Berdasarkan Kurikulum 2013
Berdasarkan Kurikulum 2013
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan penyiapan guru-guru
dalam pembelajaran bahasa Inggris berdasarkan kurikulum 20013 merupakan hal
penting dan menentukan keberhasilan tujuan pembelajaran. Meski pembelajaran
berdasarkan kurikulum 2013 lebih menitik beratkan pada kemampuan atau berpusat
pada siswa, namun kemampuan, kompetensi dan keterampilan khusus yang dimiliki
seorang guru, dalam hal ini kepala sekolah mempunyai peranan lebih dalam
penyiapan guru-guru. Perlu diketahui bahwa peran guru sangat penting dalam
pembelajaran, karena Guru sebagai manajer dalam pembelajaran, tujuan
pembelajaran akan tercapai kalau di kelola dengan baik. Guru harus siap sedia
untuk meningkatkan kompetensinya. Kemudian ditemukan juga bahwa ternyata Guru
diajurkan untuk selalu fokus dengan kegiatan kurikulum 2013, baik dalam
pembelajaran di kelas maupun kegiatan MGMP dengan Guru-guru dari sekolah
piloting kurikulum 2013.
Kondisi sekolah yang relatif disiplin juga akan sangat
berperanan penting. Kondisi disiplin di sekolah secara umum sudah cukup baik
untuk menyiapkan guru-guru agar lebih berpengalaman dan mampu menerapkan
kurikulum 2013 dalam pengajaran khususnya mata pelajaran bahasa Inggris. Sesuai
dengan kajian teori Maurice Dulton (dalam Mudlofir, 2012) mengatakan “Kurikulum
dipahami sebagai pengalaman-pengalaman yang didapatkan oleh pembelajar di bawah
naungan sekolah”. Kurikulum 2013 diharapkan dapat disampaikan guru-guru dengan
pengalamannya, jika penyiapan guru-guru dilakukan dengan benar sehingga didapat
pengalaman belajar dan mengajar yang sesuai dengan kaidah-kaidah penerapan
kurikulum 2013.
Menurut penelitian yang dilakukan Ozturk (2011) menyatakan
bahwa dengan adanya penyiapan guru-guru dalam kurikulum diharapkan mampu
memberikan kepada guru lingkup yang luas kekuasaan dan otonomi yang dapat
memungkinkan dan mendorong mereka untuk mengambil peran yang lebih besar dalam
perencanaan kurikulum dan implementasi.
Untuk mencapai derajat optimal dalam penerapan sebuah
kurikulum diperlukan pengajar atau guru-guru yang lebih dulu siap baik secara
kompetensi maupun keterampilan. Guru-guru harus bisa lebih fokus dengan
kegiatan kurikulum 2013, baik dalam pembelajaran di kelas maupun kegiatan MGMP
dengan guru-guru dari sekolah piloting kurikulum 2013. Guru yang siap
menerapkan kurikulum harus mempunyai sertifikat pendidik, jadi tidak sembarang
guru yang bisa mengajar menerapkan kurikulum baru yang akan diajarakan.
Pembahasan karateristik penyiapan guru tidak lepas dari
peran guru yang mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan dan
juga menilai. Sedangkan dalam kurikulum 2013 guru berperan sebagai fasilitator
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
3. Karakteristik Pelaksanaan
Pembelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan Kurikulum 2013
Merujuk Permendikbud No.3 Tahun 2014 mengenai karakteristik
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris diantaranya: materi harus memuat secara
utuh kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan; dapat dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu kali
pertemuan; memperhatikan perbedaan individual peserta didik; berpusat pada
peserta didik; berbasis konteks; berorientasi kekinian; mengembangkan
kemandirian belajar; memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran.
Berdasarkan rujukan tersebut karateristik pelaksanaan
pembelajaran bahasa Inggris kurikulum 2013, guru tidak hanya berpedoman pada
buku pegangan siswa dan guru saja. Guru dapat juga menggunakan materi yang
diambil dari internet, sedangkan model pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran Bahasa Inggris kurikulum 2013 yaitu yang berpusat pada siswa
dengan pendekatan scientific, menggunakan berbagai model dan media yang
sesuai dengan standart kurikulum 2013. Bila dikaitkan dengan kurikulum 2013,
menurut pendapat Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2013) media pembelajaran
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap.
Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris berdasarkan
Kurikulum 2013, perlu adanya perhatian khusus diantaranya:
a. Semua guru Bahasa Inggris sudah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang memuat
beberapa komponen pembelajaran.
beberapa komponen pembelajaran.
b. Tujuan yang tercantum di RPP harus
sesuai dengan tema dan materi yang ada di silabus dan buku
siswa.
siswa.
c. Dalam pengembangan materi
pembelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 2013, guru tidak hanya
berpedoman pada buku pegangan siswa dan guru saja, dapat juga di ambil dari internet.
berpedoman pada buku pegangan siswa dan guru saja, dapat juga di ambil dari internet.
d. Pendekatan, model, strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran
Bahasa Inggris kurikulum 2013, menggunakan berbagai macam variasi yang sesuai dengan
tujuan materi pembelajaran dan kurikulum 2013 yaitu yang berpusat pada siswa, menyenangkan,
kreatif, inovatif dengan pendekatan scientific.
Bahasa Inggris kurikulum 2013, menggunakan berbagai macam variasi yang sesuai dengan
tujuan materi pembelajaran dan kurikulum 2013 yaitu yang berpusat pada siswa, menyenangkan,
kreatif, inovatif dengan pendekatan scientific.
e. Guru Bahasa Inggris mengunakan
sarana prasarana atau alat belajar yang sudah tersedia di
sekolah, misalnya selain buku siswa, buku guru, laboratoriom, perpustakaan, guru juga
memanfaatkan sarana belajar yang lainnya, baik yang dijumpai di dalam ruang lingkup sekolah
atau di lingkungan sekitar.
sekolah, misalnya selain buku siswa, buku guru, laboratoriom, perpustakaan, guru juga
memanfaatkan sarana belajar yang lainnya, baik yang dijumpai di dalam ruang lingkup sekolah
atau di lingkungan sekitar.
Guru Bahasa Inggris perlu
melaksanakan penilaian sesuai dengan pedoman Kurikulum 2013, penilaian tidak
hanya aspek pengetahuan tetapi juga aspek ketrampilan dan sikap.
4. Karakteristik Evaluasi Pelaksanaan
Pembelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
Karateristik Evaluasi pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Inggris berdasarkan Kurikulum 2013 yaitu Kepala sekolah perlu melakukan
pengawasan dan supervisi dalam evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru untuk
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dicapai. Kepala sekolah juga melakukan
evaluasi dengan cara supervisi administrasi dan supervisi di kelas. Adanya
penemuan hambatan yang dihadapi ada tiga kategori yaitu dari guru, dari proses
penerapan kurikulumnya yang berpolemik, dan dari kategori pembelajaran siswa.
Dan kemudian untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut guru masih butuh
pelatihan-pelatihan terus menerus dari pihak yang berkompeten.
Kepala sekolah perlu melakukan pembinaan setiap saat kapada
guru dan karyawan. Dengan evaluasi diharapkan guru dapat meningkatkan
kinerjanya serta dapat mengetahui kekurangan atau hal hal yang perlu
diperbaiki. Evaluasi yang biasa dilakukan adalah mengenai kinerja guru, kedisiplinan
guru, ketertiban waktu dan administrasi guru.
Sementara itu evaluasi juga sangat mempengaruhi
profesionalisme kerja guru karena seorang guru yang profesional dikatakan
berhasil jika mereka mampu mengevaluasi diri dengan baik sehingga bisa
mengatasi masalah yang timbul akibat pembelajaran tersebut dan hasil
pembelajaran siswa menjadi meningkat, proses evaluasi bisa meningkatkan
evaluasi pembelajaran, yang juga melibatkan siswanya.
Evaluasi yang dilakukan Kepala sekolah bisa dengan bentuk
komunikasi dan motivasi kepada para guru agar mereka bertindak atau mengajar ke
arah tujuan yang diharapkan kurikulum 2013. Sedangkan untuk hambatan yang
dihadapi ada tiga kategori yaitu dari guru, dari proses penerapan kurikulumnya
yang berpolemik, dan dari kategori pembelajaran siswa. Namun hambatan-hambatan
tersebut dapat diatasi dengan cara butuh pelatihan-pelatihan guru masih harus
terus menerus dari pihak yang berkompeten terkait implementasi kurikulum 2013
dan seluk beluk perkembangannya.
BIBLIOGRAFI
Ananda, Kun Sila. (2014, December
9). Ini kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 di mata guru. Dilansir
dari
https://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kelebihan-dan-kekurangan-kurikulum-2013-di-mata-guru.html
Mudlofir, Ali. (2012). Aplikasi
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Bahan Ajar Dalam
Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pengertian, Tujuan, dan
Karakteristik Kurikulum 2013. (2014, November). Dilansir dari
http://www.salamedukasi.com/2014/11/pengertian-tujuan-dan-karakteristik.html
Poerwati, Loeloek Endah & Amri,
Sofan. (2013). Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: PT Prestasi
Pustakarya.
Sukrowati, Ida. (2016). Pembelajaran
Bahasa Inggris Kurikulum 2013 Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Delanggu Kabupaten
Klaten. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
0 Komentar